Aktivitas belajar di Kampus Lorong, Jl Daeng Jakking, Kota Makassar.
LITERASI-ONLINE.COM - “Tidak perlu menunggu sampai mampu baru berbuat tapi berbuatlah apa yang bisa kau perbuat sesuai potensi dan kemampuan yang kau miliki karena sebaik-baik kau adalah bermanfaat untuk orang lain, dan yakinlah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan menilai dan senantiasa memberikan kemudahan dan jalan keluar di dalamnya.” ~ Rahman RumadayDi bawah langit Kota Angin Mammiri yang tak menentu, di sela-sela aroma tanah basah dan hangatnya matahari yang terus bergerak dari arah timur menabur cahaya di sebelah barat. Kampus Lorong Kolaborasi Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) dan Aruna Ikatuo Indonesia menghidupkan denyut literasi dan pemberdayaan. Dengan kurikulum “CAKEP BERDAYA” (Cerdas, Kreatif, Empati, Progresif, Berdaya), di lorong kecil yang ketika malam hari tiba gelap menimpa hanya percikan cahaya dari lubang angin rumah warga mengintip keluar di poros lorong. Jangan tanya kenapa bisa gelap? Karena pertanyaan itu juga yang saya mau tanyakan. Baiknya mari bertanya pada rumput yang bergoyang atau pada lukisan yang ada di tembok. Lorong itu bernama Lorong Daeng Jakking terletak di Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.Lorong kecil itu menjelma menjadi ruang belajar yang menggugah. Setiap Kamis hingga Ahad, anak-anak dan ibu-ibu menanti dengan antusias kegiatan yang memberi mereka skill, ilmu baru, harapan, dan semangat untuk terus melangkah. Lorong yang dikenal dengan ibu-ibu dan warganya yang kompak, peduli serta semangat kebersamaan yang tinggi, juga dikenal sebagai lorong yang paling produktif dengan berbagai kegiatan dan inovatif.Minggu, 24 November 2024, adalah hari yang penuh warna. Meski langit Makassar menyimpan teka-teki sekejap mendung, sekejap cerah semangat untuk berbagi ilmu tetap membara. Di tengah lorong, senyuman anak-anak beradu dengan tawa para ibu. Mereka menyambut para Dosen Kampus Lorong, Rismayanti, S.S., M.Hum, (Sekretaris Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar juga di Universitas Hasanuddin. Rela datang jauh-jauh dengan penuh dedikasi, meninggalkan hiruk-pikuk Perintis Kemerdekaan yang dikenal dengan wilayah macet seorang ibu yang akrab disapa Bu Risya datang untuk mengajarkan ekonomi kreatif kepada para ibu di Kampus Lorong.
Baca juga