Ketua STIMAR Mega Buana Mamuju, Dr. Umi Farida, SE., M.Si
LITERASI-ONLINE.COM, MAMUJU - Sekolah Tinggi Ilmu Maritim (STIMAR) Mega Buana Mamuju semakin menguatkan kehadirannya sebagai kampus kemaritiman pertama di Provinsi Sulawesi Barat.Tahun akademik 2025, program studi (Prodi) S1 Manajemen Kepelabuhan dan Pelayaran menjadi pilihan favorit mahasiswa baru, khususnya dari wilayah Mamuju, Sulbar, hingga Sulawesi Tengah.Ketua STIMAR Mega Buana Mamuju, Dr. Umi Farida, SE., M.Si., kepada media Ahad, 28 September 2025 menegaskan optimisme, bahwa tiga prodi yang dibina kampus ini masing-masing mampu menerima lebih dari 30 orang mahasiswa baru.“Alhamdulillah, kepercayaan masyarakat terhadap STIMAR Mega Buana terus tumbuh. Ini menjadi semangat bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan daya saing kampus,” ujarnyaDukungan Yayasan Pendidikan Mega Buana PalopoSTIMAR Mega Buana Mamuju berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Mega Buana Palopo yang dipimpin oleh H. Rahim Munir, S.P., M.M. Yayasan ini telah terbukti berhasil mengembangkan Universitas Mega Buana Palopo dengan fakultas kedokteran umum, kedokteran gigi, hingga program doktor (S3) Kesehatan Masyarakat.“Lewat jejak keberhasilan pengembangan UMB Palopo, kami optimis STIMAR Mega Buana Mamuju juga akan berkembang pesat, bahkan ke depannya bisa menyaingi pusat-pusat pendidikan tinggi kemaritiman di Indonesia Timur,” tambah Doktor Administrasi Publik Pascasarjana UNM ini.Langkah InternasionalisasiSelain fokus pada prodi unggulan, STIMAR juga aktif memperkuat daya saing melalui akses global dengan kerja sama internasional. Terbaru, penandatanganan MoU dengan Mahsa University Malaysia pada 10 September 2025 disaksikan langsung Kepala LLDIKTI Wilayah IX dan XVI. Awal tahun, kampus ini juga menandatangani MoA dengan Rajamangala University Technology Krungthep Thailand.Sebelumnya pada Januari 2025, pihak kampus menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Rajamangala University Technology Krungthep Thailand. Kerja sama ini meliputi pertukaran mahasiswa, dosen, hingga pengembangan kurikulum bersama.
Baca juga